Maraknya arus globalisasi dapat mengancam seni dan budaya lokal, namun Banyuwangi tetap mempertahankan kekayaan seni dan budayanya melalui Festival Patrol dan Kundaran di bulan Ramadhan. Keduanya merupakan tradisi khas masyarakat Banyuwangi yang memperkuat kebersamaan dalam suasana Ramadhan.
Patrol adalah seni memainkan alat musik bambu yang awalnya digunakan sebagai pembangunkan sahur, namun kini telah menjadi pertunjukkan seni yang dinanti setiap bulan puasa. Festival ini menunjukkan semangat masyarakat Banyuwangi dalam melestarikan warisan budaya mereka di tengah arus globalisasi.
Penampilan dalam festival ini dinilai berdasarkan kriteria seperti teknik atraksi, harmonisasi, penatar terbaik, tata busana terbaik, dan vokal terbaik. Peserta festival merupakan hasil seleksi dari 25 kecamatan di Banyuwangi, yang menambah kemeriahan acara dengan koreo yang beragam.
Festival ini diharapkan dapat menginspirasi dan memotivasi masyarakat, khususnya generasi muda, untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Patrol dan Kundaran sebagai bagian dari identitas unik dan kaya Banyuwangi.