Berbagai Negara di Asia Menawarkan Pelajaran Berharga dalam Mengatasi Brain Drain
Tren tagar #KaburAjaDulu telah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat, mengundang banyak diskusi dari rakyat biasa hingga para pejabat negara. Salah satu dampak yang patut diperhatikan jika tren ini terus berlanjut adalah fenomena brain drain, di mana tenaga kerja berkualitas akan meninggalkan negara asalnya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Untuk mengantisipasi hal ini, berbagai negara di Asia telah memberikan contoh kebijakan yang efektif.
Singapura, misalnya, memiliki Scholarship Bond System yang menawarkan beasiswa kepada mahasiswa terbaik untuk belajar di universitas terkemuka di luar negeri. Namun, sebagai imbalannya, para sarjana yang menerima beasiswa harus bekerja di Singapura selama beberapa tahun tertentu. Kebijakan ini telah membantu Singapura menghasilkan tenaga profesional yang berkualitas dan berkontribusi pada pembangunan negara.
Di Korea Selatan, pendirian Institut Sains dan Teknologi Korea (KIST) pada tahun 1966 telah membantu mengembangkan industri lokal. Selain itu, Korea Advanced Institute of Science and Technology (KAIST) turut berperan dalam melatih ilmuwan dan insinyur terbaik yang menjadi motor penggerak kemajuan teknologi di negara tersebut.
Sementara di Taiwan, Hsinchu Science Park (HSP) telah menjadi pusat industri teknologi tinggi yang menarik inovasi dan bakat dari dalam negeri. Berkat kebijakan insentif pajak dan pendanaan serta kerja sama dengan universitas ternama, Taiwan menjadi produsen cip terkemuka di dunia.
Republik Rakyat China juga berhasil meluncurkan Program Ribuan Bakat (Thousand Talents Program) yang berhasil menarik ribuan ilmuwan, insinyur, dan pengusaha terkemuka kelahiran China untuk kembali berkontribusi pada pengembangan negara. Program ini telah membawa dampak positif terutama dalam pengembangan industri semikonduktor dan kecerdasan buatan.
Dari berbagai contoh di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa untuk mengatasi brain drain, diperlukan inisiatif dan kebijakan yang mendukung. Fokus pada pengembangan industri berteknologi tinggi, mendukung kolaborasi dengan universitas terkemuka, dan memberikan insentif bagi pekerja berbakat di luar negeri agar kembali, merupakan langkah-langkah efektif yang telah terbukti berhasil di berbagai negara di Asia. Dengan demikian, diharapkan tren #KaburAjaDulu dapat diminimalisir dan talenta berkualitas tetap berkontribusi pada pembangunan negara.