Hendri Satrio, seorang Pengamat Politik dari Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (KedaiKopi), menyatakan bahwa pemilihan kepala daerah (pilkada) di Jakarta tidak pernah bersahabat dengan calon petahana atau penguasa. Hal ini dikemukakan oleh Hensat sebagai tanggapan terhadap banyaknya figur lama yang belakangan ini muncul dan disebut-sebut akan maju kembali sebagai pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta pada tahun 2024.
Di antara figur tersebut adalah mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2014-2017, Basuki Tjahaja Purnama (BTP) atau Ahok, dan mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022, Anies Baswedan. Keduanya disebut memiliki peluang untuk maju dalam Pilkada Jakarta 2024.
Hensat menyatakan, meskipun figur lama memiliki peluang untuk kembali memenangkan Pilkada Jakarta 2024, sejarah menunjukkan bahwa tidaklah mudah bagi seorang pemimpin yang sebelumnya telah berkuasa untuk kembali menjabat.
Menurut Hensat, sejak dilakukannya pemilihan gubernur langsung di Jakarta, proses ini tidak pernah bersahabat dengan calon petahana atau penguasa. Contohnya, pada masa itu Pak Fauzi Bowo kalah dalam pemilihan dengan Jokowi. Jokowi kemudian digantikan oleh Ahok yang memiliki hubungan dekat dengan penguasa, namun juga kalah dalam pemilihan dengan Anies.