30.1 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

Denny JA menyebut bahwa Prabowo-Gibran memerlukan koalisi yang bersifat semipermanen

Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA Ardian Sopa mengatakan bahwa pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka perlu membentuk koalisi semi permanen selama 20 tahun agar program-program strategis yang mereka rencanakan dapat terlaksana dengan baik.

Menurut Ardian, koalisi partai yang terjalin selama 20 tahun sangat penting untuk memastikan keberlangsungan program-program besar seperti relokasi ibu kota, hilirisasi, digitalisasi, dan program makan siang gratis. Ardian menekankan bahwa konsolidasi dalam jangka waktu yang panjang sangat diperlukan agar tujuan-tujuan tersebut dapat tercapai tanpa hambatan.

Ardian juga menyatakan bahwa Prabowo-Gibran membutuhkan koalisi yang solid karena partai-partai dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) tidak mendominasi kursi di DPR RI. Berdasarkan perolehan suara pemilu, KIM hanya memiliki 43,1 persen suara di DPR, dengan kontribusi terbesar dari Golkar, Gerindra, Demokrat, dan PAN.

LSI Denny JA melakukan survei terhadap respon masyarakat terhadap wacana pembentukan koalisi semi permanen untuk mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Hasil survei menunjukkan bahwa 75,8 persen responden setuju dengan wacana tersebut, sementara 15,1 persen menolak dan 9,1 persen tidak memiliki pendapat.

Dalam survei tersebut, pemilih pasangan calon presiden dan wakil presiden seperti Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, dan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka juga menunjukkan tingkat persetujuan terhadap konsep koalisi semipermanen masing-masing.

Para pemilih Partai Demokrat mendukung koalisi semi permanen dengan persentase tertinggi yaitu 95,1 persen, sementara pemilih PKS memiliki persentase persetujuan yang lebih rendah yaitu 57,1 persen.

Survei dilakukan dengan metode kuantitatif melalui wawancara tatap muka dengan 1.200 responden di seluruh Indonesia, dengan margin of error sebesar 2,9 persen. Selain itu, LSI Denny JA juga menggunakan metode kualitatif seperti analisis media, wawancara mendalam, penilaian para ahli, dan diskusi kelompok focus group.

Artikel ini ditulis oleh Walda Marison dan disunting oleh Chandra Hamdani Noor.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru