Ginjal yang mengalami masalah dapat terdeteksi melalui air seni yang dikeluarkan. Warna urine normal berkisar dari kuning pucat hingga kuning tua, tergantung pada tingkat hidrasi tubuh seseorang.
Warna urine normal dapat bervariasi tergantung pada seberapa banyak air yang diminum seseorang. Jika seseorang minum banyak air, urine akan terlihat lebih jernih. Sebaliknya, jika jumlah air yang diminum sedikit, warna urine akan menjadi lebih pekat.
Warna urine kuning pucat menunjukkan tubuh terhidrasi dengan baik, sedangkan warna urine kuning tua adalah tanda dehidrasi. Ketika ginjal mengalami masalah, warna urine dapat berubah. Gagal ginjal dapat menyebabkan penumpukan cairan dan limbah di tubuh, menyebabkan perubahan warna urine.
Spesialis nefrologi, dr. Pringgodo Nugroho, SpPD KGH, mengatakan bahwa urine seseorang dapat menjadi berbusa jika ada protein dalam urine yang seharusnya tidak ada. Pada kasus peradangan ginjal, urine dapat berwarna merah karena adanya sel darah merah dalam urine.
Jika seseorang mengalami gejala gangguan ginjal, seperti darah dalam urine, perubahan frekuensi buang air kecil, atau kelemahan, disarankan untuk melakukan uji urine di laboratorium untuk memastikan kondisi ginjal.
Beberapa ciri-ciri ginjal bermasalah yang perlu diwaspadai, seperti tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi buang air kecil, darah dalam urine, kelemahan, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, gatal, sesak, mual dan muntah, serta pembengkakan pada tubuh.
Untuk informasi lebih lanjut, dapat mengunjungi laman Kemenkes RI.
