Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah mengidentifikasi tiga potensi sumber ancaman gempa di wilayah Jakarta sebagai bagian dari upaya mitigasi bencana alam. Ketua Subkelompok Urusan Pencegahan BPBD DKI Jakarta, Rian Sarsono, menyebutkan bahwa tiga ancaman tersebut berasal dari zona megathrust di selatan Jawa Barat, zona megathrust di selatan Selat Sunda, dan sesar aktif di daratan seperti Sesar Baribis, Sesar Lembang, dan Sesar Cimandiri.
BPBD DKI Jakarta juga merinci 10 ancaman bencana lainnya di Jakarta, antara lain gempa bumi, banjir, kebakaran, cuaca ekstrem, wabah penyakit, abrasi, likuifaksi, gagal teknologi, kekeringan, dan tsunami. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah memprioritaskan mitigasi terhadap dampak dari gempa bumi, banjir, dan kebakaran.
Salah satu program yang dijalankan adalah Sistem Evaluasi Ketangguhan Gedung Bertingkat Terhadap Gempa Bumi (Sigap), yang bertujuan untuk memastikan bahwa bangunan-bangunan non struktural siap menghadapi bencana. Sigap memperhatikan hal-hal seperti tim tanggap darurat, pelaksanaan simulasi evakuasi di gedung, dan ketersediaan jalur evakuasi yang aman.
Semua upaya tersebut dilakukan untuk memastikan tingkat keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat Jakarta, terutama setelah kota ini tidak lagi menjadi ibu kota. Jakarta diharapkan bisa menjadi kota global yang ramah dan aman bagi bisnis dan masyarakat.
