30.1 C
Jakarta
Tuesday, September 17, 2024

BMKG mengungkap 12 fakta terkait gempa yang terjadi di Bawean

BMKG mengungkap 12 fakta terkait dengan gempa yang terjadi di Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur pada Jumat (22/3). Gempa tersebut memiliki magnitudo antara 5,9 dan 6,5 serta merupakan jenis gempa kerak dangkal. Dipicu oleh aktivitas sesar aktif dengan mekanisme geser atau mendatar di Laut Jawa.

Gempa di Bawean bersifat merusak atau destruktif, menyebabkan kerusakan bangunan tidak hanya di Pulau Bawean, tetapi juga di beberapa daerah lain seperti Gresik, Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Lamongan, Bojonegoro, Pamekasan Madura, dan Banjarbaru. Gempa tersebut juga menyebabkan guncangan dirasakan hingga jauh dari Pulau Bawean, mencapai daerah seperti Banjarmasin, Banjarbaru, Sampit, Balikpapan, Madiun, Demak, Semarang, Temanggung, Solo, Yogyakarta, Kulon Progo, dan Kebumen.

Meskipun gempa Bawean tidak berpotensi tsunami, hasil pemodelan tsunami BMKG dan pemantauan muka laut dengan Tide Gauge menunjukkan bahwa tidak ada anomali catatan tsunami. Gempa ini terjadi di zona aktivitas kegempaan rendah, di wilayah yang jarang terjadi gempa dangkal. Meskipun demikian, Laut Jawa di utara Jawa Timur tetap memiliki potensi gempa karena adanya jalur Sesar Tua Pola Meratus yang masih aktif.

Gempa Bawean dipicu oleh reaktivasi sesar tua, dengan episenter gempa terletak pada jalur sesar yang sudah terpetakan. Gempa ini juga mengalami gempa susulan dengan magnitudo lebih besar, mencapai 6,5 setelah gempa awal berkekuatan 5,9. Frekuensi gempa Bawean mulai menurun, namun fenomena ini menambah catatan gempa kuat di Laut Jawa. Gempa ini memberikan pengajaran bahwa ancaman gempa merusak di Jawa Timur tidak hanya berasal dari sumber gempa di selatan, tetapi juga dari sumber-sumber gempa di Laut Jawa di utara Jawa Timur.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru