Peneliti kripto Markus Thielen memprediksi peluang harga jangka panjang untuk Bitcoin bisa muncul, tetapi mungkin akan menghadapi tekanan jangka pendek akibat kekhawatiran resesi. Dalam laporan pasar terbaru, Thielen menyatakan bahwa selisih kredit terus melebar, menandakan bahwa kekhawatiran akan resesi semakin meresap ke dalam perekonomian. Thielen menekankan bahwa waktu masih terlalu dini bagi para pendukung Bitcoin untuk bersikap terlalu optimis terhadap dampak jangka panjang dari potensi resesi terhadap harga Bitcoin.
Meskipun dampak jangka panjang dari resesi bisa menjadi sentimen positif untuk Bitcoin karena pelonggaran moneter biasanya terjadi setelah pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve AS, Thielen memperingatkan bahwa Bitcoin mungkin akan mengalami hambatan sebelum mendapatkan momentum kenaikan. David Sacks, Kepala kebijakan kripto dan AI di Gedung Putih, juga menyoroti pentingnya pemangkasan suku bunga saat ini setelah angka Indeks Harga Konsumen Inti (CPI) naik 2,8% secara tahunan untuk bulan Maret.
Meskipun alat FedWatch milik CME Group menunjukkan kemungkinan 64,8% bahwa tidak akan ada pemangkasan suku bunga dalam pertemuan FOMC bulan Mei, Thielen dan Sacks tetap memperingatkan bahwa Bitcoin mungkin masih akan menghadapi tekanan jangka pendek sebelum dapat meraih momentum kenaikan yang signifikan.