Bill Gates telah menghabiskan banyak waktu dan uangnya untuk mencoba membantu memecahkan beberapa masalah terbesar di dunia, mulai dari perubahan iklim hingga kemiskinan. Namun, satu masalah besar yang membuatnya bingung adalah misinformasi.
Menurut Gates, misinformasi menjadi semakin umum karena kemajuan teknologi seperti chatbot kecerdasan buatan memudahkan pembuatan dan penyebaran kebohongan dengan cepat. Survei Forum Ekonomi Dunia pada bulan Januari bahkan menempatkan misinformasi yang dihasilkan AI sebagai risiko global teratas dalam dua tahun ke depan.
Dalam sebuah survei oleh Pew Research Center pada tahun 2023, 55% warga Amerika menyatakan bahwa pemerintah AS dan perusahaan teknologi harus bertindak untuk membatasi informasi palsu secara daring.
Gates sendiri telah menjadi subjek berbagai teori konspirasi, dan ia menyadari bahwa keseriusan masalah misinformasi semakin terasa setelah mendengar putrinya Phoebe berbicara tentang bagaimana dia dilecehkan secara daring, serta pengalaman teman-temannya.
Meskipun Gates tidak memiliki solusi praktis untuk memperlambat penyebaran misinformasi, ia menyadari bahwa manusia memiliki dorongan untuk mencari informasi yang mengonfirmasi keyakinan yang mereka pegang sebelumnya. Hal ini membuatnya sadar bahwa membatasi semua jenis informasi daring bisa membahayakan hak kebebasan berbicara, tetapi ia setuju bahwa aturan tertentu perlu ditetapkan.
Meskipun upaya melawan misinformasi dan disinformasi melalui program literasi internet dan moderasi konten media sosial telah dilakukan, Gates menyadari bahwa masalah ini tidak akan hilang begitu saja. Menurutnya, sudah terlalu mudah bagi informasi palsu untuk menyebar dan kerusakan telah terjadi sebelum kita mengetahuinya.
Dengan demikian, Bill Gates menyadari bahwa masih banyak pekerjaan yang perlu dilakukan dalam menangani masalah misinformasi, dan bahwa solusi yang tepat masih harus dicari untuk mengatasi tantangan ini.
