Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia pertengahan tahun 2021 membuat sebagian besar pasien harus menjalani isolasi mandiri di rumah karena fasilitas rumah sakit untuk rawat inap sulit didapatkan. Isolasi mandiri menjadi salah satu opsi untuk pasien dengan gejala ringan, sedang, atau tanpa gejala.
Biaya isolasi mandiri tidak sedikit karena biasanya berlangsung cukup lama, sekitar 10 hingga 14 hari. Beberapa biaya tak terduga yang harus dipersiapkan selama menjalani isolasi mandiri adalah tes antigen dan swab PCR, biaya obat-obatan dan vitamin, biaya perlengkapan penunjang, serta biaya sanitasi dan sterilisasi.
Biaya tes antigen dan swab PCR umumnya berkisar antara 150 ribu hingga satu jutaan rupiah. Tes PCR yang harus dilakukan hingga pasien dinyatakan negatif juga dapat menambah pengeluaran. Solusinya, pasien dapat melakukan tes dengan metode antigen setelah masa isolasi mandiri memenuhi standar, sebelum melanjutkan dengan tes PCR.
Biaya obat-obatan dan vitamin juga perlu dipersiapkan karena beberapa jenis obat mengalami kenaikan harga yang fantastis selama PPKM. Asuransi kesehatan seperti Avrist Prime Hospital & Surgical atau Avrist Simple Start dapat membantu dalam menanggung biaya obat-obatan.
Selain itu, perlengkapan monitoring seperti oximeter dan termometer infrared juga diperlukan, dengan harga berkisar antara 50 ribu hingga 200 ribu rupiah tergantung spesifikasinya. Biaya sanitasi dan sterilisasi juga perlu dipertimbangkan karena ruangan yang digunakan untuk isolasi mandiri harus dibersihkan dengan metode khusus.
Isolasi mandiri memang membutuhkan perhatian khusus dan pengeluaran biaya tak terduga, namun dengan melakukan vaksinasi, menerapkan protokol kesehatan 5M, dan tetap berada di rumah selama PPKM, diharapkan dapat memutus rantai penularan Covid-19. Pasien yang saat ini menjalani isolasi mandiri diharapkan segera sembuh dan sehat kembali.
