Sebuah organisasi terselubung yang memaksa wanita menjadi pekerja seks di Jepang baru-baru ini terungkap. Mereka memikat wanita kesepian dan mengajak mereka ke bar tertentu. Salah satu korbannya adalah seorang dokter dan janda berusia 41 tahun bernama Yu. Yu tertarik dengan seorang host di sebuah bar setelah mengikuti akun sosial media host tersebut selama bertahun-tahun. Mereka mulai intens berkomunikasi dan bertemu secara rutin, hingga akhirnya Yu jatuh cinta.
Yu sering menghabiskan waktu di bar tersebut demi bertemu dengan host pria yang disukainya. Dia menghabiskan ribuan dolar untuk minuman beralkohol mahal sebagai imbalan dari perhatian dan hadiah kecil yang diberikan oleh pria tersebut. Namun, host tersebut membujuk Yu untuk memesan minuman berlebihan hingga membuatnya tidak mampu membayar tagihan. Yu akhirnya terjebak dalam utang 25 juta yen (Rp 2,6 miliar) ke bar tersebut dan dipaksa menjadi pekerja seks komersial untuk melunasi utangnya.
Yu bukan satu-satunya wanita yang mengalami nasib serupa. Lebih dari 300 tempat di distrik Kabukicho menawarkan pria pendamping bagi wanita kesepian, dan beberapa di antaranya terlibat dalam kejahatan terorganisir. Setelah pembatasan akibat Covid-19 dicabut pada tahun 2023, kasus utang ekstrem, eksploitasi, dan perdagangan seks meningkat drastis. Polisi Tokyo bahkan menangkap 140 orang karena dugaan prostitusi di Kabukicho tahun lalu, dengan 40% dari mereka mengaku terlilit utang kepada klub malam.
Peraturan yang longgar dalam industri klub malam Jepang telah menyebabkan pelecehan semakin parah, dan banyak wanita terjebak dalam lingkaran setan penipuan percintaan dengan host club. Aktivis dan anggota parlemen Jepang menyuarakan kekhawatiran atas masalah ini dan menyerukan perubahan dalam regulasi industri seks komersial di Jepang.
