Sebuah fenomena baru telah muncul di Korea Selatan dimana semakin banyak laki-laki tidak aktif secara ekonomi. Mereka yang tidak bekerja atau sedang mencari pekerjaan memilih untuk menjadi bapak rumah tangga yang memberikan pengasuhan penuh waktu bagi anak-anak mereka.
Menurut Statistik Korea, jumlah laki-laki yang tidak aktif secara ekonomi pada tahun 2023 karena alasan menjaga anak mencapai sekitar 16.000. Angka ini merupakan yang tertinggi sepanjang masa sejak data terkait pertama kali muncul pada tahun 1999.
Terdapat lonjakan signifikan dalam jumlah laki-laki yang memilih untuk mengambil cuti melahirkan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, sebanyak 37.885 laki-laki melakukan hal ini, meningkat 30,5 persen dari tahun sebelumnya.
Meskipun jumlah laki-laki yang tidak aktif secara ekonomi masih relatif rendah, terjadi peningkatan yang signifikan dalam hal ini. Data menunjukkan bahwa ada peningkatan persepsi terhadap peran bapak rumah tangga yang menjaga anak.
Di sisi lain, jumlah perempuan yang tidak aktif secara ekonomi karena kebutuhan pengasuhan anak masih jauh lebih tinggi daripada jumlah laki-laki, mencapai 840.000 pada tahun lalu. Namun, angka ini terus menurun karena semakin banyak perempuan yang kembali bekerja setelah melahirkan.
Peningkatan partisipasi perempuan di angkatan kerja juga berdampak pada penurunan jumlah individu yang tidak aktif secara ekonomi karena kebutuhan menjaga anak, baik laki-laki maupun perempuan. Tingkat partisipasi angkatan kerja perempuan meningkat dari tahun ke tahun.
Meskipun demikian, angka kelahiran di Korea terus menurun dan termasuk yang terendah di dunia. Tingkat kesuburan total juga diprediksi akan terus menurun di bawah 0,7 untuk pertama kalinya.
Dengan adanya tren ini, diperkirakan akan ada lebih sedikit perempuan yang tidak aktif secara ekonomi untuk tujuan mengasuh anak di masa mendatang. Selain itu, angka partisipasi angkatan kerja perempuan terus meningkat, mencapai angka tertinggi pada tahun 2023.
