Ayah Paruh Waktu, Fenomena Menjadi Ayah yang Mengabdikan Waktu untuk Keluarga di China
Fenomena ayah yang mengabdikan waktu untuk keluarga atau ‘ayah paruh waktu’ mulai merambah luas di China. Hal ini terjadi saat norma sosial di negara itu masih menetapkan bahwa pria adalah pencari nafkah sementara wanita mengurus rumah tangga dan anak-anak.
Salah satu yang memulai kegiatan ini adalah Chen. Ia meninggalkan pekerjaan lalunya sebagai mantan manajer proyek untuk mengabdikan diri untuk keluarga.
“Ketika Anda bekerja, Anda memimpikan karir yang hebat dan uang ini akan membantu keluarga Anda. Tetapi tidak ada yang pasti, dan gaji belum tentu merupakan hal yang paling dibutuhkan keluarga Anda,” ucapnya ayah dua anak itu.
Chen mengaku mengambil langkah ini untuk mendekatkan diri dengan anaknya. Ia juga menyebut hal ini perlu dilakukan karena dulunya ia hanya memahami ayahnya sebagai pembantu bagian keuangan.
“Ayah saya hanyalah seorang ayah. Saya tidak pernah merasa dia dapat membantu saya, kecuali secara finansial. Saya ingin menjadi seperti teman bagi anak-anak saya, sehingga mereka dapat berbagi banyak hal dengan saya,” jelasnya.
Bagi Chen, keputusannya untuk tinggal di rumah memberi waktu luang untuk istrinya Mao Li. Pasangannya itu merupakan seorang penulis buku bestseller tentang ayah rumah tangga.
“Pada awal pernikahan kami, saya bertanya-tanya tentang bantuannya sebagai seorang pasangan. Dia banyak bekerja, jadi dia tidak membantu saya mengurus anak-anak dan tidak terlalu memperhatikan saya. Namun sekarang dia mengurus anak-anak dan tinggal di rumah, saya merasa dia sangat membantu,” tambahnya.
Pada tahun 2019, survei menunjukkan separuh pria China mengatakan mereka setuju untuk menjadi ayah rumah tangga, naik dari hanya 17% pada tahun 2007. Hal itu bertepatan dengan pengakuan yang lebih luas atas hak-hak perempuan dan akses mereka ke pendidikan tinggi.
“Peningkatan jumlah ayah rumah tangga disebabkan oleh fakta bahwa perempuan memiliki status yang lebih tinggi saat ini,” tutur pendiri platform konseling psikologis daring, Pan Xingzhi.
Di Xiaohongshu, Instagram versi China, ayah-ayah muda yang tinggal di rumah dengan bangga mempromosikan pilihan gaya hidup mereka. Salah satunya adalah Chang Wenhao, 37 tahun, seorang kreator konten dan pengusaha pendidikan yang dengan bangga menyediakan waktu untuk putrinya yang berusia tujuh tahun dan putranya yang berusia lima tahun.
Meski masih ada penolakan dari sejumlah warga, terutama yang berusia lanjut, yang masih berpegang pada prinsip bahwa ayah seharusnya bekerja untuk menafkahi keluarganya. Begitu juga dengan Xu Xiaolin, ayah paruh waktu lainnya yang mengalami tekanan dari orang tua dan kakek-neneknya untuk bekerja.
Dengan adanya perubahan pola pikir dan pengakuan akan hak-hak perempuan, serta dorongan untuk terlibat lebih dalam dalam kehidupan keluarga, fenomena ayah paruh waktu semakin berkembang di China.
Referensi: CNBC Indonesia