Menariknya, ketika negara-negara memilih untuk menarik diri dari perdagangan internasional, hal tersebut dapat menghasilkan isolasi dan meningkatkan risiko konflik global. Ollie Shiell, CEO Komite Nasional Inggris untuk Urusan China, menjelaskan bahwa menggunakan tarif sebagai solusi untuk menyelesaikan perselisihan internasional seringkali tidak efektif dan malah bisa memicu penurunan standar sosial, lingkungan, atau ekonomi. Hal ini juga dapat mendorong perlombaan antarnegara untuk menarik investasi dan bisnis.
Shiell menyoroti bahwa langkah-langkah seperti ini dapat merusak posisi global Amerika Serikat dan memaksa negara-negara lain untuk meninjau ulang hubungan internasional mereka. Meskipun ada anggapan bahwa globalisasi mengalami penurunan, Shiell percaya sebaliknya bahwa globalisasi terus berkembang, terutama diiringi dengan kebangkitan China. Dia menegaskan bahwa China memiliki potensi besar untuk menjadi aktor global yang lebih bertanggung jawab di berbagai bidang seperti perdagangan, perubahan iklim, kesehatan, dan kecerdasan buatan.
Dengan transformasi China dari “pabrik ke algoritma” selama empat dekade terakhir, Shiell melihat perkembangan China sebagai hal yang luar biasa. Dalam pandangannya, China semakin konsisten, dapat diprediksi, dan mampu menciptakan nilai di tingkat global. Dengan demikian, Shiell optimis bahwa globalisasi akan terus berlanjut namun beradaptasi sesuai dengan perkembangan zaman.