Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral telah mengingatkan masyarakat dan wisatawan agar tidak berada di dekat puncak Gunung Api Ile Lewotolok, Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) karena status gunung tersebut berada pada level III atau Siaga.
Rekomendasi saat ini adalah agar masyarakat, pengunjung, dan wisatawan tidak memasuki atau melakukan aktivitas di radius dua km dari pusat aktivitas dan sektoral selatan tenggara tiga km dari pusat aktivitas Gunung Ile Lewotolok. Hal ini disampaikan oleh Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Ile Lewotolok, Jeffry Pugel di Lewoleba, ibu kota Kabupaten Lembata.
Hal ini merespons informasi tentang wisatawan asing yang mencoba mendaki puncak gunung tersebut pada Kamis. Rekomendasi mengenai radius bahaya telah diberikan oleh Badan Geologi setelah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tingkat aktivitas gunung saat ini.
Badan Geologi juga secara rutin menyampaikan informasi mengenai status aktivitas gunung kepada masyarakat dan telah memasang rambu peringatan keselamatan di kawasan rawan bencana sebagai langkah mitigasi bencana.
Jeffry menekankan pentingnya kerja sama dari semua pihak, termasuk pemerintah desa dan masyarakat, dalam mengikuti rekomendasi tersebut. Aktivitas pendakian di tengah status Siaga sangat berisiko, sehingga penting bagi semua pihak untuk mengetahui radius bahaya yang telah direkomendasikan.
Gunung Api Ile Lewotolok merupakan satu-satunya gunung api di NTT yang berada pada level III atau Siaga. Evaluasi terbaru Badan Geologi menunjukkan bahwa aktivitas erupsi dan hembusan asap masih tinggi dan cenderung meningkat, jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Kerjasama antara berbagai pihak, termasuk BPBD dan pemerintah desa, sangat diperlukan dalam menanggapi status aktivitas gunung yang berada pada level Siaga ini. Semua informasi telah disampaikan dan perlu dipatuhi demi keselamatan bersama.