Parenting merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan keluarga. Mengasuh anak tidak hanya sebatas memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjaga kesehatan mental anak. Orangtua perlu berhati-hati dalam memilih kata-kata yang diucapkan kepada anak, karena hal ini dapat memengaruhi konsep diri dan cara berpikir mereka.
Menurut psikolog klinis Mary Ann Little, PhD, salah satu kata yang sebaiknya dihindari oleh orang tua saat berinteraksi dengan anak bungsu adalah “anak bayi/baby”. Penggunaan kata tersebut dapat memperkuat status anak sebagai bayi dalam keluarga, sehingga anak bungsu mungkin merasa tidak memiliki tanggung jawab dan ekspektasi yang sama seperti kakak-kakaknya.
Selain itu, kata “sudahlah” juga sebaiknya dihindari, karena hal ini dapat membuat anak belajar bahwa orang tua tidak memiliki harapan besar terhadap mereka. Anak perlu mengalami frustrasi dan belajar menghadapi tantangan hidup untuk membangun toleransi.
Kemudian, menyuruh anak bungsu untuk “berhentilah menangis, kamu seperti bayi” juga sebaiknya dihindari. Anak perlu merasa aman untuk mengekspresikan emosi mereka, dan menekan emosi mereka dapat berdampak negatif pada perkembangan mental mereka di masa depan.
Pernyataan seperti “kamu harus bisa lebih dari kakakmu” juga sebaiknya dihindari, karena hal ini dapat memicu persaingan antar saudara dan menanamkan perasaan tidak mampu pada anak. Membanding-bandingkan anak secara langsung dapat merusak hubungan mereka dengan saudara kandung.
Dalam proses pengasuhan, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan dampak jangka panjang dari setiap kata yang diucapkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga kesehatan mental dan kesejahteraan anak, serta memastikan bahwa anak merasa dicintai, aman, dan bahagia dalam keluarga.
