Kolak merupakan makanan khas Ramadan yang sering disajikan saat berbuka puasa. Biasanya terbuat dari pisang, gula aren, santan, dan kolang-kaling. Makanan ini bukanlah baru dan telah ada sejak zaman Kerajaan Hindu Budha di Jawa kuno.
Asal-usul kata “kolak” berasal dari bahasa Arab, yang berarti “makanlah” atau “menciptakan”. Kolak merupakan hasil akulturasi kebudayaan lokal dan Timur Tengah, dengan manisnya makanan Timur Tengah dipadukan dengan bahan-bahan lokal seperti santan, ubi, dan kolang-kaling di Indonesia.
Kolak juga memiliki filosofi dalam ke-Islaman, seperti penggunaan pisang kepok yang merujuk pada menimbulkan efek jera. Penggunaan santan dalam kolak juga sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan, karena pohon kelapa dianggap sebagai sumber kehidupan.
Sebagaimana diungkapkan oleh sejarawan Fadly Rahman, pohon kelapa dianggap sebagai pohon sumber kehidupan yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang, dan kolak bukan hanya sekadar makanan biasa, tetapi memiliki filosofi yang mendalam sebagai pengingat bagi manusia dalam bertingkah laku.
