Surabaya (beritajatim.com) – Siri (53) warga asal Jemur Gayugan RT1 RW3, perkampungan Taman Pelangi atau Bundaran Dolog mengisahkan asal-usul kampungnya, yang terletak di persinggungan jalan, diapit oleh Jalan Raya Surabaya – Malang dan Jalan Ahmad Yani, di Kota Surabaya.
Kampung yang dikenal sebagai kampung Taman Pelangi atau Bundaran Dolog ini, dihuni oleh 25 kartu keluarga (KK) dan memiliki 20 bangunan rumah.
Kampung ini kini berisiko akan tergusur, karena adanya rencana proyek jalan underpass. Rencana ini diajukan oleh Pemkot Surabaya kepada pemerintah pusat.
Siri (53) menjelaskan bahwa awal mula kampung Taman Pelangi berada di tengah persinggungan jalan, karena adanya proyek pembangunan jalan sekitar tahun 1960-an.
Sebelum adanya jalan baru di sisi barat (Jalan Ahmad Yani), kampung Jemur Gayugan II dan Jemur Gayugan I masih bersatu. Mereka terpisah setelah pembangunan jalan tersebut pada sekitar tahun 1960-an.
Sebelum adanya Jalan Ahmad Yani di sisi barat, kampung Taman Pelangi terasa terpisah dan aneh bagi warga. Mereka merasakan dampak negatif seperti kebisingan, polusi, dan risiko keamanan terutama untuk anak-anak yang bermain di sekitar jalan.
Kampung Jemur Gayugan RT1 RW3 atau Kampung Taman Pelangi Bundaran Dolog saat ini menghadapi ancaman penggusuran akibat rencana proyek underpass yang diajukan oleh Pemkot Surabaya kepada pemerintah pusat. [ram/aje]