33.9 C
Jakarta
Friday, November 8, 2024

Asal Mula Istilah ‘Jin Buang Anak’ Dan Makna Sebenarnya

Istilah ‘jin buang anak’ digunakan oleh masyarakat Indonesia untuk merujuk tempat-tempat sepi yang tak dihuni manusia, seperti kebun karet dan kelapa di Jakarta. Istilah ini pertama kali muncul di Jakarta pada 1960-an dan digunakan untuk merujuk kawasan yang sepi dan tak dihuni orang.

Para saksi sejarah, seperti pengusaha Ciputra dan budayawan Betawi Alwi Shahab, sering menggunakan istilah ini ketika menggambarkan kawasan-kawasan di Jakarta yang sepi. Istilah ini digunakan karena kawasan tersebut hanya dihuni oleh perkebunan dan terasa sunyi, berbeda dengan hiruk pikuk perkotaan seperti di kawasan Senayan dan Menteng.

Minimnya orang di kawasan sepi ini diasosiasikan dengan keberadaan hantu atau jin. Masyarakat Betawi percaya bahwa jin adalah sosok hantu pemilik kekuatan nyata yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga rumah, keluarga, dan properti lainnya. Mereka juga percaya ada jin baik dan jahat yang bisa dimanfaatkan.

Meskipun istilah ‘tempat jin buang anak’ sering digunakan, sebagian besar kawasan di Jakarta yang dulunya sepi sudah berubah menjadi kota metropolitan. Kawasan seperti Pondok Indah, Bintaro, Serpong, Kebayoran, dan Ancol telah diubah menjadi kawasan elit dan hunian orang kaya.

Jadi, meskipun istilah ‘jin buang anak’ masih digunakan dalam cerita dan literatur, kawasan-kawasan sepi di Jakarta telah berubah menjadi kota metropolitan yang ramai dan berpenghuni.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru