30.9 C
Jakarta
Tuesday, June 24, 2025

AS Larang Visa untuk 12 negara, RI Tetap Aman?

Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah menerapkan kebijakan ketat terkait aturan imigrasi yang akan berlaku mulai 9 Juni 2025. Di bawah proklamasi baru Presiden Donald Trump, AS akan memberlakukan larangan perjalanan penuh bagi warga dari 12 negara dan pembatasan parsial untuk 7 negara lainnya. Daftar negara yang terkena larangan perjalanan mencakup Afghanistan, Myanmar, Chad, Guinea Khatulistiwa, dan negara-negara lainnya. Larangan ini mencakup semua kategori visa mulai dari visa turis, bisnis, pelajar, hingga imigran.

Selain itu, visa yang masih berlaku pun juga berpotensi ditolak masuk ke AS, termasuk untuk negara-negara yang mengalami pembatasan parsial. Namun, terdapat pengecualian untuk diplomat atau alasan kemanusiaan mendesak. Indonesia tidak termasuk dalam daftar 12 negara yang terkena larangan perjalanan atau 7 negara dengan pembatasan parsial. Oleh karena itu, warga negara Indonesia tetap dapat mengajukan visa ke AS seperti biasa.

Selain aturan imigrasi, proklamasi terbaru Trump juga mempengaruhi perguruan tinggi ternama seperti Harvard University. Pada sanksi sebelumnya, AS menangguhkan penerimaan mahasiswa internasional baru ke Harvard selama enam bulan dengan alasan keamanan nasional. Sementara itu, Columbia University diawasi ketat terkait perlindungan mahasiswa Yahudi. Penegakan sanksi ini dapat berdampak pada pendanaan federal dan beasiswa bagi mahasiswa domestik maupun internasional.

Keputusan ini dikaitkan dengan serangan teror di Boulder, Colorado, yang melibatkan warga Mesir. Meskipun Mesir tidak termasuk dalam daftar larangan, Trump menyoroti lemahnya sistem imigrasi AS. Bagi traveler yang berencana ke AS, beberapa tips yang perlu diperhatikan termasuk memeriksa status visa, memahami aturan ESTA terbaru, mengikuti informasi dari kampus terkait, dan bersiap menghadapi proses visa yang lebih ketat. Kebijakan ini menandai kembalinya strategi imigrasi ala Trump, sehingga penting bagi traveler internasional untuk selalu memantau perkembangan kebijakan perjalanan AS.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru