Makanan cepat saji, atau yang dikenal dengan istilah fast food, merupakan pilihan makanan yang digemari oleh banyak kalangan. Popularitas makanan cepat saji terus meningkat di seluruh dunia. Namun, di balik kenikmatannya, makanan cepat saji juga memiliki dampak negatif terhadap kesehatan.
Menurut sebuah studi tahun 2015, makanan cepat saji cenderung mengandung zat-zat tidak sehat seperti gula tinggi, garam, lemak jenuh atau trans, serta bahan pengawet dan olahan. Konsumsi berlebihan makanan cepat saji dapat meningkatkan risiko kesehatan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Beberapa dampak jangka pendek dari mengonsumsi makanan cepat saji antara lain:
1. Lonjakan gula darah: Makanan cepat saji dengan karbohidrat olahan dan tambahan gula dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat. Hal ini dapat membuat seseorang merasa lelah dan meningkatkan rasa lapar dalam waktu singkat setelah makan.
2. Tekanan darah: Asupan garam dalam jumlah tinggi dapat berdampak pada fungsi pembuluh darah dan retensi cairan. Studi kecil tahun 2016 menemukan hubungan antara konsumsi garam tinggi dengan gangguan fungsi pembuluh darah.
3. Peradangan saluran napas: Konsumsi makanan cepat saji tinggi lemak jenuh dapat meningkatkan peradangan saluran napas, terutama pada penderita asma. Peradangan ini dapat menjadi pemicu serangan asma.
4. Binge eating: Binge eating adalah gangguan perilaku makan dimana seseorang mengalami episode makan dengan porsi yang besar. Konsumsi makanan cepat saji dikaitkan dengan kecenderungan kecanduan makanan rendah nutrisi yang dapat menyebabkan binge eating.
Studi-studi juga menunjukkan bahwa konsumsi lemak berlebih dari makanan cepat saji dapat merusak sensitivitas insulin dan memicu gangguan makan berlebihan lainnya.
Maka dari itu, penting untuk memperhatikan pola makan dan membatasi konsumsi makanan cepat saji guna menjaga kesehatan tubuh jangka panjang.
