Sejumlah warga di Jakarta Selatan mengungkapkan kesediaan untuk mengantre di SPBU Fatmawati guna mendapatkan elpiji tiga kilogram. Kasmayanti, salah satu warga yang antre, mengatakan bahwa dia rela datang lebih pagi karena khawatir tidak mendapatkan elpiji yang dibutuhkan untuk kegiatan memasak sehari-hari. Dia biasanya membeli di pedagang eceran, namun saat ini memilih SPBU karena penjualan elpiji hanya sampai pangkalan. Kasmayanti berharap agar pemerintah mempertimbangkan kembali kebijakan terkait elpiji. Sementara itu, Rochimawati, pemilik UMKM katering, harus bekerja keras untuk mendapatkan elpiji tersebut dengan harga naik mencapai Rp26.000. Keterbatasan pasokan gas ini membuat pedagang kesulitan, terutama menjelang bulan puasa. Pemerintah telah menerapkan kebijakan baru terkait distribusi elpiji tiga kilogram untuk memastikan pendistribusian subsidi energi yang lebih tepat sasaran. Agen resmi Pertamina tidak lagi diizinkan menjual elpiji tiga kilogram kepada pengecer, yang harus mendaftarkan diri sebagai pangkalan. Kebijakan ini bertujuan untuk memperbaiki sistem distribusi yang lebih terkontrol dan tepat guna.