Ketika menginap di hotel atau tinggal di apartemen, tentu pernah terlintas di benak kita tentang hilangnya lantai 4 dan 13 pada papan petunjuk, tombol lift, atau bagian lain dari gedung. Meskipun pada kenyataannya lantai ke-4 dan ke-13 tetap eksis, namun sering kali pihak pengelola memilih untuk tidak mencantumkan nomor lantai tersebut. Hal ini disebabkan oleh kepercayaan takhayul bahwa angka 13 membawa pengaruh buruk yang masih melekat dalam budaya kita, bahkan memengaruhi dunia konstruksi. Dalam survei terhadap warga Inggris, 14% dari mereka mempercayai bahwa angka 13 membawa sial, sementara 9% lainnya tidak mengetahuinya.
Sejarah angka 4 dan 13 yang dianggap membawa sial ternyata bukan hal baru. Konsep numerologi China yang berakar dari tradisi mistis dan I-Ching telah mempengaruhi budaya lain. Beberapa angka dianggap membawa keberuntungan, namun ada pula yang dihubungkan dengan kesialan. Sebagai contoh, dalam budaya China, nama keluarga “Chin” berarti “uang” sedangkan “Ng” berarti “tidak” atau “nol,” sehingga kombinasi nama Chin-Ng bisa diartikan sebagai “Tanpa Uang.” Hal ini menggambarkan betapa pentingnya makna angka dan nama dalam budaya tertentu.
Di Amerika Serikat, angka 13 digambarkan sebagai angka sial terutama jika jatuh pada hari Jumat. Penelitian dari University of California menunjukkan bahwa sekitar 10% orang Amerika takut pada angka 13, yang dikenal dengan paraskevidekatriaphobia. Ketakutan ini tidak hanya bersifat psikologis, namun juga berdampak ekonomi dengan kerugian mencapai 800 juta dolar AS per tahun. Sebaliknya, dalam budaya lain seperti Mesir Kuno, angka 13 dianggap sebagai angka keberuntungan. Karena alasan ini, lebih dari 80% gedung tinggi di Amerika menghilangkan lantai 13, seiring dengan kebijakan di hotel, rumah sakit, dan bandara yang menghindari penggunaan angka tersebut.