Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa masyarakat yang sering terkena paparan sinar matahari cenderung jarang terkena efek samping Trombositopenia atau thrombosis with thrombocytopenia syndrome (TTS) dari vaksin Covid-19 produksi AstraZeneca.
Menteri Kesehatan (Menkes RI), Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa negara tropis cenderung berisiko rendah bagi penduduknya untuk mengidap risiko TTS dari vaksin AstraZeneca. Adapun, wilayah tropis yang dimaksud adalah Benua Asia, Afrika, dan kawasan Amerika Selatan.
Menkes menjelaskan bahwa KIPI di setiap negara dapat berbeda-beda karena dipengaruhi oleh faktor genomik dan ras penduduk. Dia memberikan contoh bahwa orang dengan genetik yang berbeda akan merespon berbagai bakteri atau penyakit secara berbeda.
Menkes menegaskan bahwa masyarakat Indonesia penerima vaksin AstraZeneca tidak perlu khawatir terkait efek samping TTS karena kejadian ini sangat jarang terjadi, dengan rasio satu banding satu juta orang. TTS sudah diidentifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejak izin penggunaan vaksin AstraZeneca.
Menkes juga menyatakan bahwa hingga saat ini belum ada kasus TTS akibat vaksin AstraZeneca di Indonesia. Vaksin AstraZeneca sendiri sudah tidak digunakan lagi di Indonesia sejak Oktober 2022.
TTS adalah penyakit yang menyebabkan pembekuan darah serta penurunan trombosit darah. Gejalanya termasuk pusing, mual, perdarahan, dan biru-biru di titik suntikan. TTS juga dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh seperti otak, hati, usus, dan limpa.