33.9 C
Jakarta
Tuesday, October 15, 2024

Ahli Tidak Kaget Saat Penemuan Mikroplastik Menyusup ke Penis Dalam Studi

Seiring dengan meningkatnya kekhawatiran terkait penyebaran mikroplastik dan dampaknya terhadap kesehatan manusia, para ilmuwan mulai melakukan penelitian terkait mikroplastik dalam tubuh manusia. Terbaru, para ahli menemukan mikroplastik di dalam penis manusia untuk pertama kalinya.

Melansir dari CNN International, sebuah studi yang diterbitkan IJIR: Your Sexual Medicine Journal menemukan tujuh jenis mikroplastik di empat dari lima sampel jaringan penis yang diambil dari lima laki-laki berbeda. Penulis utama studi sekaligus ahli urologi reproduksi di University of Miami, Ranjith Ramasamy mengatakan bahwa ia menggunakan studi sebelumnya yang menemukan bukti keberadaan mikroplastik di jantung manusia sebagai dasar penelitian.

Rasamy mengaku bahwa ia tidak terkejut atas temuan mikroplastik di penis. Sebab, penis merupakan “organ yang sangat vaskular” seperti jantung.

Dalam proses penelitiannya, para ahli mengambil sampel dari peserta yang terdiagnosis mengalami disfungsi ereksi (DE) dan rawat inap di rumah sakit untuk menjalani operasi implan penis di University of Miami pada periode Agustus hingga September 2023. Kemudian, sampel-sampel tersebut menggunakan pencitraan kimia. Hasilnya, empat dari lima laki-laki memiliki mikroplastik di jaringan penis mereka.

Menurut hasil penelitian, ada tujuh jenis mikroplastik berbeda yang terdeteksi. Namun, polietilen tereftalat (PET) dan polipropilena (PP) adalah jenis yang paling banyak ditemukan.

Ramasamy mengatakan, seiring dengan keberadaan mikroplastik pada penis yang telah dikonfirmasi, penelitian lebih lanjut untuk menyelidiki kemungkinan hubungan dengan kondisi gangguan organ vital itu, seperti DE perlu dilakukan. “Kita perlu mengidentifikasi apakah mikroplastik berkaitan dengan DE, apakah ada kadar melebihi batas yang menyebabkan patologi, dan jenis mikroplastik apa yang bersifat patologis,” kata Ramasamy.

Mengenai implikasi yang lebih luas dari temuan tersebut, Ramasamy mengatakan bahwa ia berharap penelitian ini akan “menciptakan lebih banyak kesadaran tentang keberadaan benda asing di dalam organ manusia dan mendorong lebih banyak penelitian seputar topik ini.”

Sebagai informasi, mikroplastik adalah fragmen polimer yang ukurannya dapat berkisar dari kurang dari 5 milimeter hingga 1 mikrometer. Sementara itu, nanoplastik adalah partikel yang harus diukur dalam sepersejuta meter. Kedua partikel tersebut terbentuk saat plastik yang lebih besar terurai, baik dengan degradasi kimia atau pengikisan fisik menjadi potongan-potongan yang lebih kecil.

Para ahli mengungkapkan bahwa beberapa partikel yang sangat kecil dapat menyerang sel dan jaringan individual di organ-organ utama. Seiring dengan pernyataan tersebut, ada banyak bukti ilmiah yang menemukan bahwa mikroplastik memang banyak muncul dalam tubuh manusia.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa satu liter air minum kemasan mengandung rata-rata 240 ribu partikel plastik. “Saya rasa manusia perlu berhati-hati saat mengonsumsi air serta makanan dari botol dan wadah plastik. Selain itu, manusia juga perlu untuk mencoba membatasi penggunaannya hingga lebih banyak penelitian untuk mengidentifikasi kadar yang dapat menyebabkan patologi,” ujar Ramasamy.

Sementara itu, ahli toksikologi, Matthew J. Campen juga melakukan penelitian yang menemukan bahwa testis manusia mengandung mikroplastik dan nanoplastik tiga kali lipat lebih banyak daripada testis hewan dan plasenta manusia. Penelitian tersebut menguji 23 testis yang diawetkan dari mayat laki-laki berusia 16 hingga 88 tahun pada saat meninggal, kemudian membandingkan tingkat 12 jenis plastik yang berbeda dalam testis tersebut dengan plastik yang ditemukan di 47 testis anjing.

“Tingkat serpihan mikroplastik dan jenis plastik pada testis manusia tiga kali lebih besar daripada yang ditemukan pada anjing,” kata Campen melalui laporan studinya. “Jadi, penelitian itu benar-benar memberi perspektif tentang apa yang kita masukkan ke dalam tubuh kita sendiri,” sambungnya.

Direktur Pediatri lingkungan di NYU Langone Health, Dr. Leonardo Trasande mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mengurangi paparan mikroplastik adalah mengurangi penggunaan wadah plastik dan beralih menjadi berbahan dasar kaca atau aluminium tahan karat. Selain itu, manusia juga bisa menghindari paparan mikroplastik dengan tidak memanaskan makanan atau minuman dalam plastik dengan microwave.

“Dengan lebih banyak pemahaman tentang masalah mikroplastik ini, diharapkan manusia dapat mengambil langkah-langkah untuk melindungi kesehatan diri sendiri dan lingkungan,” tambahnya.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru