27.3 C
Jakarta
Thursday, November 21, 2024

Dokter Melakukan Uji Coba tentang Mesin AI yang Dapat Mendeteksi Waktu Kematian

Inggris akan segera meluncurkan alat kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) untuk membantu dokter mengidentifikasi pasien jantung berisiko tinggi sebagai uji coba. Hal ini dilakukan menyusul hasil penelitian yang menunjukkan bahwa AI mampu memprediksi risiko kematian seseorang dalam beberapa tahun setelah pemindaian jantung.

Tim peneliti global yang dipimpin oleh Imperial College London telah menguji model AI mereka, estimasi risiko AI-ECG atau AIRE terhadap jutaan hasil elektrokardiogram (EKG) atau alat untuk mendiagnosis serangan jantung dan ketidakteraturan lainnya. Hasilnya, model tersebut mampu memprediksi potensi kematian seseorang dalam waktu dekade setelah EKG dan hasilnya 78 persen akurat. Selain itu, alat ini juga diklaim dapat memprediksi serangan jantung, gagal jantung, dan masalah irama jantung.

Para ahli mengatakan bahwa sistem ini dapat diluncurkan di seluruh Layanan Kesehatan Nasional (NHS) dalam lima tahun ke depan. Adapun, uji coba dengan pasien manusia telah direncanakan di beberapa lokasi London dan diharapkan akan dimulai pada pertengahan 2025. Para ahli akan mengevaluasi manfaat model tersebut menggunakan pasien dari klinik rawat jalan dan bangsal medis rumah sakit.

Potensi AI untuk Meningkatkan Kesehatan Jantung

EKG bertenaga AI telah digunakan untuk mendiagnosis penyakit jantung, tetapi belum menjadi bagian dari perawatan medis rutin dan belum digunakan untuk mengidentifikasi tingkat risiko pasien tertentu. Bryan Williams, kepala ilmiah dan petugas medis di British Heart Foundation, menyatakan bahwa ini dapat membuat penggunaan EKG melampaui kemampuan sebelumnya dengan membantu menilai risiko masalah jantung dan kesehatan di masa mendatang, serta risiko kematian.

Para peneliti yang menerbitkan studi mereka melalui Lancet Digital Health mengatakan bahwa prediksi AI yang salah bisa jadi karena faktor lain yang tidak diketahui, seperti apakah pasien mendapat perawatan tambahan atau meninggal secara tiba-tiba. Namun, mereka menekankan bahwa model tersebut secara umum berpotensi mendeteksi perubahan halus dalam struktur jantung sehingga dapat berfungsi sebagai tanda peringatan penyakit atau kematian yang mungkin terlewatkan oleh dokter.

Dr. Arunashis Sau, dokter klinis akademis di Imperial College London yang memimpin penelitian baru tersebut, menyatakan bahwa model AI dapat mendeteksi detail lebih jauh serta halus dalam EKG yang mungkin terlewatkan oleh dokter, sehingga dapat ‘menemukan” masalah dalam EKG yang tampak normal bagi kita jauh sebelum penyakit berkembang sepenuhnya. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan peran model AI ini dalam diagnosis dan perawatan, tetapi potensi manfaatnya pada pasien dengan masalah kesehatan lain juga besar.

Dengan penggunaan AI dalam diagnosis penyakit jantung, harapan dan kualitas hidup pasien diharapkan dapat meningkat. Masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami sepenuhnya manfaat dan potensi AI dalam bidang kesehatan jantung.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru