Kejaksaan Argentina mengungkapkan bahwa mantan anggota One Direction, Liam Payne, meninggal akibat berbagai trauma dan pendarahan internal setelah terjatuh dari balkon hotel di Buenos Aires. Tragedi tersebut juga terjadi setelah penyalahgunaan zat.
Berdasarkan rincian pertama hasil autopsi, petugas koroner menemukan 25 cedera yang serupa dengan luka akibat jatuh dari ketinggian, termasuk cedera kepala fatal dengan pendarahan internal dan eksternal. Meskipun insiden ini diselidiki sebagai “kematian yang mencurigakan”, tidak ada tanda-tanda keterlibatan pihak ketiga di balik kematian Liam.
Kantor kejaksaan menyebut bahwa semua petunjuk menunjukkan bahwa Liam berada sendirian saat kejadian terjadi dan sedang mengalami sesuatu akibat penyalahgunaan zat. Polisi kota yang menyelidiki tempat kejadian juga menemukan zat-zat yang diduga narkotika dan minuman alkohol di dalam kamar, bersama dengan perabotan yang hancur.
Pihak kejaksaan menunggu konfirmasi dari para ahli terkait zat-zat yang ditemukan di kamar Liam. Sebelum kejadian tragis itu, Liam pernah berbicara terbuka tentang perjuangannya dengan kesehatan mental dan penggunaan alkohol sebagai bentuk mengatasi tekanan ketenaran.
Polisi kota menemukan sebuah botol wiski, korek api, dan ponsel di atrium hotel tempat Liam terjatuh, serta obat-obatan yang dijual bebas, energy packs, dan obat kecemasan Clonazepam di kamar mandi Liam. Seorang karyawan hotel juga melaporkan bahwa Liam tampak bermasalah dan berada di bawah pengaruh obat-obatan atau alkohol sebelum kejadian tragis itu terjadi.
Kematian Liam Payne, yang terjadi pada usia 31 tahun akibat terjatuh dari balkon hotel di Buenos Aires, menyebabkan duka mendalam di kalangan pecinta musik internasional, terutama Directioners. Kejadian ini menjadi kabar yang sangat menyedihkan, terutama karena harapan akan kembalinya grup musik One Direction tengah dinanti-nanti oleh banyak orang.
