Ketua Umum Perhimpunan Perusahaan dan Asosiasi Kosmetik Indonesia, Solihin Sofian, mengungkapkan bahwa industri kosmetik Indonesia sedang mengalami pertumbuhan pesat. Namun, pertumbuhan ini menjadi terancam oleh serbuan impor produk China yang legal maupun ilegal yang membanjiri pasar.
Solihin menyatakan bahwa pasar kosmetik di Indonesia semakin dikenal berkat penggunaan media sosial yang mempengaruhi pola pembelian konsumen. Produk China, baik yang legal maupun ilegal, menjadi fenomena yang signifikan di pasar Indonesia.
Produk China legal masuk ke Indonesia dengan harga yang kompetitif, sehingga menarik minat konsumen. Hal ini menjadi ancaman bagi industri kosmetik lokal yang mungkin tidak siap untuk bersaing.
Solihin juga menyoroti impor ilegal yang dapat merusak pasar Indonesia serta investasi yang telah dilakukan oleh pelaku industri kosmetik lokal. Dia berpendapat bahwa keberadaan impor ilegal berbahaya bagi pasar Indonesia.
Sementara itu, Pendiri CORE Indonesia, Hendri Saparini, menyebut bahwa industri kosmetik seharusnya memiliki daya saing yang tinggi untuk menguasai pasar. Namun, tanpa kebijakan yang komprehensif, industri kosmetik tidak dapat menjadi sektor unggulan.
Hendri juga menekankan bahwa industri kosmetik menghadapi tekanan dari impor karena kurangnya pengaturan yang ketat. Dia menegaskan perlunya kebijakan untuk melindungi produk domestik agar tetap kompetitif di pasar.
Kesimpulannya, pasar kosmetik Indonesia sedang mengalami perkembangan yang pesat namun dihantui oleh serbuan impor produk China. Industri kosmetik lokal perlu menghadapi tantangan ini dengan menciptakan kebijakan yang mendukung dan melindungi produk dalam negeri agar tetap bersaing di pasar.
