Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Indonesia, Taruna Ikrar, mengungkapkan bahwa dalam lima tahun terakhir sejak 2019 terdapat 519.746 izin edar kosmetika yang diterbitkan, dimana 69% diantaranya berasal dari produk lokal. Ini berarti sebagian besar produk kosmetik yang beredar di Indonesia seharusnya berasal dari brand lokal. Hal ini dilakukan sebagai respons terhadap adanya temuan produk impor dari China yang mulai membanjiri pasar dan mulai mengancam industri kosmetik lokal.
Menurut Taruna, data menunjukkan mayoritas produk kosmetik yang beredar masih berasal dari brand lokal. Pada tahun 2019, terdapat 565 perusahaan kosmetik, namun angka tersebut telah meningkat menjadi 1.178 perusahaan pada pertengahan tahun 2024.
Taruna juga mencatat bahwa produk yang memimpin pasar dalam negeri berasal dari China, namun kebanyakan produk tersebut berasal dari Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang memiliki kesulitan dalam memasarkan produk mereka yang cenderung bersifat tradisional. Hal ini terutama terjadi karena UMKM biasanya tidak menggunakan platform online atau e-commerce dalam pemasaran produk mereka.
Di acara yang sama, Staf Khusus Menteri Perdagangan Bara Krishna Hasibuan menyatakan bahwa industri kosmetik telah tumbuh sebanyak 43% dalam tiga tahun terakhir, dengan kehadiran sekitar seribu perusahaan lokal yang juga melakukan ekspor.
Bara juga menyoroti fakta bahwa saat ini sebanyak 80% bahan baku untuk produksi kosmetik masih diimpor. Oleh karena itu, diperlukan justifikasi dan kehati-hatian dalam menerapkan kebijakan proteksi untuk mendukung industri kosmetik lokal.
Sumber: [CNBC Indonesia](https://cnbcindonesia.com/lifestyle/20240827203345-35-566911/video-dukung-industri-kosmetik-lokal-bpom-siap-lakukan-ini)
