Mpox, atau yang sebelumnya dikenal sebagai monkeypox (cacar monyet), merupakan ancaman kesehatan global yang baru. Para peneliti baru-baru ini menemukan bahwa virus Mpox bermutasi lebih cepat dari yang diperkirakan.
Penyakit Mpox adalah zoonosis, yang berarti bisa ditularkan dari hewan ke manusia. Meskipun virus penyebab Mpox, yaitu MPXV, pertama kali ditemukan pada monyet yang dipelihara untuk penelitian di Kongi, hewan pengerat seperti bajing dan tikus kantong Gambia juga diyakini sebagai reservoir virus tersebut.
Gejala seseorang yang sudah terinfeksi Mpox meliputi demam, sakit kepala, dan menggigil, yang mungkin mirip dengan gejala awal COVID-19. Secara klinis, Mpox dapat dibedakan dari COVID-19 melalui munculnya ruam yang terasa nyeri dan gatal, serta penyebaran ruam ke wajah dan alat kelamin.
Tingkat keparahan Mpox bergantung pada faktor seperti usia, akses ke perawatan medis dan vaksin, serta status kesehatan individu. Hingga saat ini, satu-satunya cara untuk mendiagnosis Mpox adalah melalui pengujian konfirmasi PCR cairan dari pustula atau kerak kering dari lesi berkeropeng, yang harus dilakukan di laboratorium.
Meskipun telah menjadi ancaman kesehatan global, Mpox masih memiliki risiko penularan yang rendah melalui bersentuhan atau pemakaian pakaian bersama. Namun, penting untuk tetap waspada dan mengetahui gejala-gejala Mpox untuk mencegah penularan dan mengatasi penyakit ini dengan tepat.
