Pemerintah, melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes), telah memberikan himbauan yang ketat untuk mencegah penularan Mpox atau Monkey Pox, juga dikenal sebagai cacar monyet. Langkah-langkah pencegahan akan difokuskan pada perketatan pintu masuk, terutama bagi pelaku perjalanan yang menunjukkan gejala.
Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes, Yudhi Pramono, mengatakan bahwa Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) belum mengeluarkan pembatasan perjalanan terkait Mpox, dan vaksinasi juga belum menjadi kewajiban seperti dalam kasus Covid-19.
Untuk mengantisipasi penyebaran Mpox, pemerintah akan melakukan pemantauan terhadap masyarakat yang menunjukkan gejala, seperti demam. Meskipun ada yang tidak menunjukkan gejala karena masa inkubasi yang bisa berkisar antara 1 hingga 34 hari.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan strategi penanganan Mpox, termasuk surveilans kasus, persiapan laboratorium, pengobatan berdasarkan gejala, isolasi mandiri untuk kasus ringan, dan perawatan di rumah sakit untuk kasus berat. Vaksinasi juga telah dipersiapkan, dan komunikasi terkait penyakit terus dilakukan.
Mpox dapat ditularkan melalui kontak langsung, terutama melalui ruam bernanah di kulit, termasuk melalui hubungan seksual. Masyarakat diimbau untuk tidak berhubungan seks jika pasangan menunjukkan gejala Mpox, dan segera memeriksakan diri jika mengalami gejala. Penggunaan masker medis disarankan bagi orang yang merasa sakit, serta menghindari aktivitas di luar rumah.
Semua langkah ini diambil sebagai upaya pencegahan agar penyebaran Mpox dapat dicegah seefektif mungkin.
