Survei PSI yang dilakukan oleh Zaeni di Sumatra Utara pada bulan Juli 2024 menggunakan populasi masyarakat yang terdaftar sebagai Daftar Pemilih Tetap di Pemilu. Responden dalam survei merupakan warga negara Indonesia di Sumatra Utara yang memiliki hak pilih, dengan usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah saat survei dilakukan. Sampel diambil menggunakan metode multistage random sampling dengan 1680 responden, dan tingkat kepercayaan 95%.
Hasil survei menunjukkan bahwa Bobby Nasution unggul di beberapa daerah seperti Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, Batubara, Asahan, dan Tanjung Balai. Sementara Nikson Nababan lebih diminati di Medan, Karo, Pematang Siantar, Samosir, Nias, dan daerah lainnya. Edy Rahmayadi juga memiliki basis dukungan di Deli Serdang, Langkat, Binjai, Serdang Bedagai, Tebing Tinggi, dan sejumlah daerah lainnya.
Pilihan pemilih dipengaruhi oleh identitas primordial kandidat dan karakter masyarakat Sumatra Utara yang terfragmentasi. Suku Jawa, Batak Toba, Batak Mandailing, Nias, Melayu, Batak Karo, Angkola, Tionghoa, Minang, Batak Simalungun, Aceh, Batak Pakpak, dan suku lainnya memiliki proporsi berbeda-beda di Sumatra Utara. Di sisi agama, mayoritas penduduk adalah pemeluk Islam diikuti oleh Kristen (Protestan/Katolik) dan agama lainnya.
Keragaman etnis dan agama di Sumatra Utara menciptakan kantong-kantong dukungan untuk calon gubernur yang berbeda. Semua ini menjadi pertimbangan dalam memilih calon gubernur yang sesuai dengan identitas dan preferensi pemilih di wilayah tersebut.