Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan bahwa terdapat peradaban megalitik yang religius di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah, sekitar tahun 2500-200 sebelum masehi. Kehidupan masyarakat megalitik dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap kekuatan supranatural yang dapat mempengaruhi kehidupan manusia. Pola penempatan situs megalitik di lereng Gunung Slamet menunjukkan adanya kebutuhan spiritualitas masyarakat tersebut. Ditemukannya 70 situs megalitik di kawasan Gunung Slamet menunjukkan bahwa kebudayaan megalitik telah dianut luas oleh masyarakat pada zaman tersebut.
Masyarakat megalitik adalah masyarakat agraris, sehingga pemilihan lokasi situs megalitik dilakukan berdasarkan ketersediaan lahan yang cocok untuk pertanian. Karena itu, situs-situs megalitik banyak ditemukan di lereng bawah dan tengah gunung, tempat yang cocok untuk pertanian. Temuan menhir di situs-situs megalitik juga menandakan pemisahan antara tempat tinggal dan tempat pemujaan masyarakat megalitik.
Hasil analisis lingkungan menegaskan bahwa pola penempatan situs megalitik di Gunung Slamet didasarkan pada pertimbangan keberlangsungan pertanian, sesuai dengan subsistensi masyarakat megalitik pada masa itu. Keberadaan situs megalitik di lereng bawah dan tengah gunung menunjukkan keterbatasan sumber daya tanam yang tersedia. Temuan ini memberikan gambaran tentang kehidupan dan kepercayaan masyarakat megalitik di sekitar Gunung Slamet, Jawa Tengah.