Hujan rintik mengiringi perjalanan menuju Jalan Dr. Ir. H. Soekarno No.682, Kota Surabaya. Di sana berdiri bangunan megah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, yang lebih dikenal dengan UINSA. Suasana sejuk dan penasaran meliputi langkah kaki yang menuju kampus ini, tempat dimana para akademisi dengan ilmu pengetahuan mereka berkumpul.
Meskipun berpakaian seperti mahasiswa, tim ekspedisi tetap mendapat pertanyaan dari satuan pengaman. Mereka disambut dengan ramah dan diarahkan menuju ruangan “Sang Mentor” oleh salah seorang petugas keamanan. Sang Mentor, yang ternyata adalah Dr. H. Muhammad Khodafi, M.Si, Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UINSA, memberikan wejangan untuk memastikan perjalanan mereka berjalan lancar.
Dalam diskusi yang berlangsung, Sang Mentor menjawab berbagai pertanyaan dengan rinci dan mengungkapkan informasi menarik mengenai sejarah Sunan Ampel dan legenda sekitarnya. Ada perdebatan mengenai asal-usul makam Syekh Jumadil Kubro, yang beliau yakin berada di Sulawesi meskipun terdapat versi lain yang menyebutkan tempat lain.
Setelah sesi sowan berakhir, tim ekspedisi diberi rekomendasi tempat ikonik lainnya yang dapat membantu perjalanan mereka. Dengan bekal ini, langkah kaki mereka akan melangkah ke Surabaya, Gresik, Tuban, Troloyo, dan Palembang untuk menemui para juru kunci dan mengeksplorasi kompleks makam yang mereka tuju.
Perjalanan menyusuri sejarah dan petualangan masih berlanjut, dengan harapan temuan dan pengetahuan baru akan menghiasi perjalanan mereka ke depan.