Sejak zaman kuno, masyarakat Indonesia telah memiliki ketergantungan yang kuat terhadap nasi dan beras. Hal ini terbukti dari konsumsi padi yang telah ada sejak sebelum abad ke-10 Masehi. Sejarawan Fadly Rahman menjelaskan bahwa masyarakat Jawa Kuno sudah membudidayakan padi, yang terlihat dari naskah-naskah kuno dan relief-relief candi. Meskipun demikian, di masa kuno juga terdapat keberagaman pangan selain beras seperti ubi, singkong, sagu, dan jawa wood (sorgum).
Dominasi beras baru terjadi sejak masa kolonialisme di Indonesia, di mana pemerintah kolonial mendorong ekstensifikasi beras untuk kepentingan produksi dan tenaga kerja pribumi. Pada abad ke-19, berbagai kebijakan seperti preangerstelsel, culturstelsel, dan liberalisasi 1870 menggeser ragam pangan lokal dengan beras. Meskipun ada upaya diversifikasi pangan oleh Soekarno di masa lalu, namun lewat program revolusi hijau, Soeharto memaksa seluruh masyarakat mengonsumsi beras.
Kesimpulannya, ketergantungan masyarakat Indonesia terhadap nasi dan beras sudah berlangsung sejak zaman kuno dan semakin menguat seiring berjalannya waktu melalui berbagai kebijakan pemerintah.