Plastik tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga telah masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan. Para peneliti dari Ocean Conservancy dan Universitas Toronto menemukan bahwa hampir 88% dari sampel makanan yang diuji mengandung partikel plastik. Hasil pengujian meliputi protein yang dikonsumsi manusia seperti ayam, daging sapi, makanan laut, babi, tahu, dan produk nabati. Temuan ini dipublikasikan di jurnal Environmental Pollution.
Sampel makanan tersebut dibeli di Portland, Oregon, AS pada bulan April 2022 dari dua supermarket dan satu toko kelontong. Temuan ini menunjukkan bahwa manusia kemungkinan besar mengonsumsi mikroplastik, tidak peduli dengan pola makan yang mereka miliki. Mikroplastik telah dikaitkan dengan dampak negatif terhadap kesehatan.
Dr. Britta Baechler, direktur asosiasi ilmu plastik di Ocean Conservancy, menekankan bahwa manusia tidak hanya terpapar plastik dari sumber darat, tetapi juga sumber laut melalui protein yang dikonsumsi. Studi sebelumnya menyatakan bahwa manusia rata-rata mengonsumsi plastik setara dengan ukuran kartu kredit setiap minggunya.
Ocean Conservancy mencatat bahwa 44% mikroplastik yang ditemukan adalah serat, sedangkan 30% adalah pecahan plastik. Peneliti juga mencurigai bahwa cara pengolahan makanan dapat mempengaruhi kontaminasi mikroplastik. Mereka menemukan bahwa protein yang lebih diproses cenderung mengandung mikroplastik dalam jumlah lebih tinggi.
Kementerian Kesehatan RI menjelaskan bahwa mikroplastik, potongan plastik yang sangat kecil, dapat mengendap di saluran pernapasan, pencernaan, dan organ lain dalam tubuh manusia. Mikroplastik yang tidak dapat dicerna dapat menyebabkan iritasi dan peradangan.
Dalam sebuah pernyataan, Dr. George Leonard, kepala ilmuwan Ocean Conservancy, menegaskan keprihatinannya terhadap krisis plastik global. Temuan mereka menunjukkan bahwa plastik dalam makanan manusia berasal dari berbagai sumber protein, bukan hanya dari produk laut.