Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih perlu dilakukan dengan prinsip profesionalitas dan pola pikir bisnis yang kuat. Direktur Eksekutif Center of Reform on Economic (CORE), Mohammad Faisal, menekankan pentingnya menjalankan koperasi layaknya unit usaha yang berorientasi pada keuntungan dan kebersamaan. Koperasi harus dipimpin oleh orang-orang dengan pola pikir bisnis, bukan birokrasi, agar dapat memaksimalkan keuntungan dan memperluas pasar produk pertanian desa.
Faisal menyoroti pentingnya menghindari ketergantungan pada bantuan pemerintah dan menekankan perlunya perubahan mindset anggota koperasi. Anggota dan pengurus koperasi harus memiliki pola pikir pengusaha yang dapat beroperasi secara mandiri, tanpa hanya mengandalkan bantuan eksternal. Pengawasan dan evaluasi yang ketat juga diperlukan untuk memastikan keberhasilan dan potensi peningkatan koperasi.
Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 telah diterbitkan untuk percepatan pembentukan Koperasi Desa atau Kelurahan Merah Putih. Pemerintah terus melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah terkait pembentukan koperasi ini. Koperasi Desa Merah Putih diwajibkan memiliki tujuh unit bisnis yang meliputi kantor koperasi, kios sembako, layanan simpan pinjam, klinik kesehatan, apotek, pergudangan, dan sarana logistik desa. Masyarakat diharapkan memiliki semangat pemerataan ekonomi melalui koperasi desa yang profesional.
