Anak yang terlalu dimanja seringkali menunjukkan perilaku manja, seperti tantrum atau sulit menerima kata “tidak”. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa perilaku ini lebih dari sekadar keinginan berlebihan atau egois. Menurut peneliti dan pelatih parenting sadar, tanda anak terlalu dimanjakan bisa berakar dari kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, batasan yang tidak konsisten, dan kurangnya koneksi dengan orang tua.
Ada lima tanda anak terlalu dimanjakan yang perlu diperhatikan, yaitu sulit menerima kata “tidak”, terlalu mencari perhatian, tantrum untuk mendapatkan keinginan, enggan bertanggung jawab, dan kurang bersyukur. Orang tua disarankan untuk memberikan pendekatan yang lebih empatik dan memahami, seperti mengakui perasaan anak, memberikan perhatian yang berkualitas, tetap tenang saat tantrum, melibatkan anak dalam tanggung jawab sesuai usianya, dan membimbing anak untuk tumbuh menjadi lebih bersyukur.
Perilaku manja anak bukan hanya tentang pergaulan atau hadiah yang diberikan, melainkan tentang membangun koneksi emosional yang mendalam dengan anak. Dengan memberikan pendekatan yang lebih empatik dan memahami, orang tua dapat membantu anak mengatasi perilaku manja dan tumbuh menjadi individu yang lebih percaya diri, mandiri, dan bersyukur. Pada akhirnya, kebutuhan emosional yang terpenuhi akan membantu anak membangun rasa percaya diri, keamanan, dan ketahanan emosional yang akan membawa manfaat seumur hidup.