Jakarta, CNBC Indonesia – Beberapa waktu belakangan ini, susu ikan menjadi salah satu topik utama masyarakat Indonesia. Topik ini muncul setelah susu ikan disebut akan menjadi alternatif pengganti susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) milik presiden dan wakil presiden Indonesia terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Berikut fakta-fakta terkait susu ikan yang ramai dibicarakan masyarakat Indonesia.
1. Awal Mula Wacana Penggunaan Susu Ikan
Pada pekan lalu, Direktur Utama Holding Pangan ID FOOD, Sis Apik Wijayanto mengatakan bahwa pihaknya tengah mengkaji alternatif selain produk susu sapi untuk program MBG saat pemerintahan Prabowo-Gibran. ID FOOD adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bidang pangan yang akan dilibatkan dalam program susu gratis. Sis Apik mengatakan kajian ini berdasarkan pengadaan susu dari peternakan sapi perah terintegrasi alias mega farm yang membutuhkan waktu selama dua hingga tiga tahun. Dalam pengadaan susu sapi tersebut, pemanfaatan peternak lokal di seluruh Indonesia bakal dimaksimalkan. Terkait penyediaan susu dalam program MBG, Kementerian Pertanian memastikan akan melibatkan pihak swasta untuk melakukan impor sapi perah. Rencananya, jumlah sapi perah yang diimpor mencapai satu juta ekor. Importasi sapi perah akan dilakukan untuk lima tahun alias 2029 mendatang.
2. Apa Itu Susu Ikan?
Pada Agustus 2023 lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Koperasi UKM (KemenkopUKM) meluncurkan susu ikan pertama di Indonesia untuk mendorong hilirisasi produk perikanan. Susu tersebut merupakan hasil kemitraan antara Koperasi Nelayan Mina Bahari (Indramayu, Jawa Barat) dengan PT Berikan Teknologi Indonesia. Secara detail, susu tersebut berbahan baku ikan yang diproses dengan teknologi modern sehingga menghasilkan Hidrolisat Protein Ikan (HPI). HPI tersebutlah yang dijadikan sebagai bahan baku susu ikan.
3. Kandungan dan Manfaat Susu Ikan
Menurut laman resmi KKP, susu ikan mengandung Eicosapentaenoic Acid (EPA), Docosahexaenoic Acid (DHA), dan Omega-3 yang tinggi, bebas alergen, dan mudah dicerna tubuh karena memiliki tingkat protein mencapai 96 persen. Proses pembuatan susu ikan membutuhkan waktu yang relatif singkat, tergantung pada jenis ikan yang digunakan dan teknologi pengolahan. Selain itu, susu ikan kaya akan asam lemak omega-3, EPA, dan DHA yang sangat penting bagi perkembangan otak dan kesehatan kardiovaskular.
4. Badan Gizi Nasional Bantah Wacana Susu Ikan
Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana menegaskan bahwa pihaknya belum mengetahui rencana susu ikan sebagai alternatif program MBG. Dadan mengatakan, saat ini Badan Gizi Nasional masih belum mengarah kepada susu ikan sebagai salah satu menu MBG. Demi memenuhi kebutuhan program susu gratis, Dadan mengaku bahwa Indonesia akan mengimpor sapi.
**(rns/rns)**
Sumber: [CNBC Indonesia](https://cnbcindonesia.com/lifestyle/20240908163353-35-570109/video-roberto-fiorini-chef-pribadi-paus-fransiskus-saat-di-indonesia)