33.9 C
Jakarta
Wednesday, October 16, 2024

22 tahun setelah serangan bom di Bali, Gubernur Bali mengajak untuk memupuk toleransi dan harmoni

Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya menyerukan pentingnya toleransi antar umat beragama dan harmoni kehidupan bermasyarakat dalam peringatan 22 tahun bom Bali.

Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Bali I Gusti Ngurah Wiryanata di Monumen Ground Zero atau Monumen Bom Bali, Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Sabtu (12/10) malam, Mahendra Jaya menyatakan bahwa bom yang kejam meledak di tempat tersebut telah menghancurkan nyawa dan meninggalkan luka yang mendalam pada hati semua orang.

Namun, Mahendra Jaya menekankan bahwa mengenang kejadian tragis tersebut dapat membuka ruang untuk merenung dan membangun perdamaian. Dia mengajak semua pihak untuk memanfaatkan kejadian tersebut sebagai panggilan untuk memperkuat pemahaman tentang toleransi dan cinta sesama manusia.

Penderitaan akibat peristiwa bom Bali yang terjadi pada 12 Oktober 2002 di Kuta, Bali, mengingatkan semua orang akan korban yang telah kehilangan nyawa, keluarga yang ditinggalkan, dan mereka yang masih hidup dengan luka fisik dan emosional.

Mahendra Jaya berpendapat bahwa meskipun luka yang diakibatkan oleh peristiwa bom Bali sangat dalam, setiap orang memiliki kesempatan untuk mengubahnya menjadi sumber kekuatan dan transformasi. Dia mengajak masyarakat yang hadir dalam doa bersama di Kuta untuk bersatu dalam solidaritas dan empati, serta menyampaikan cinta kepada mereka yang terdampak tragedi ini.

Dalam doa perdamaian tersebut, Mahendra Jaya mengajak seluruh pihak untuk memilih antara membiarkan kebencian, kekerasan, dan penderitaan terus berputar dalam lingkaran tanpa akhir, atau mengubahnya menjadi berkah dan perdamaian. Dia meyakinkan bahwa melalui kejadian tragis ini, kita semua dapat menemukan inspirasi untuk bertindak dan membangun dunia yang lebih harmonis.

Wiryanata menegaskan bahwa semua individu memiliki peran dalam menciptakan perdamaian, meningkatkan kesadaran, dan berkomitmen untuk memperkuat hubungan antar manusia. Dia juga mengajak masyarakat dan keluarga korban tragedi bom Bali untuk berdamai dengan masa lalu, memaafkan, dan bersama-sama membangun masa depan yang lebih baik.

Doa perdamaian juga mencakup ajakan kepada semua pihak untuk bersatu sebagai satu umat manusia dalam tekad yang kuat untuk mengubah dunia menjadi tempat yang lebih baik. Mahendra Jaya berharap agar doa perdamaian yang dipanjatkan di Bali juga didoakan oleh instansi pemerintah di dalam dan luar negeri, sehingga pesan perdamaian tersebut dapat terdengar di seluruh dunia.

Source link

berita terkait

Stay Connected

0FansLike
0FollowersFollow
0SubscribersSubscribe

Berita Terbaru