Wajib militer merupakan sistem pertahanan yang mewajibkan warga negara, khususnya laki-laki, untuk menjalani pelatihan dan tugas kemiliteran dalam kurun waktu tertentu. Tak hanya sekadar untuk memperkuat pertahanan negara, kebijakan ini juga dimanfaatkan sejumlah negara sebagai sarana menanamkan semangat nasionalisme, memperkuat identitas kebangsaan, hingga menjaga stabilitas politik dalam negeri. Berdasarkan data World Population Review, setidaknya terdapat 86 negara di dunia yang masih menerapkan sistem wajib militer. Korea Selatan, Swiss, Singapura, Finlandia, dan Rusia merupakan beberapa di antaranya. Korea Selatan, misalnya, mewajibkan seluruh pria berusia 18 hingga 28 tahun untuk mengikuti wajib militer selama 18 hingga 24 bulan, dengan pengecualian bagi atlet internasional terkenal.
Di Swiss, pria berusia 18 hingga 30 tahun diwajibkan menjalani dinas militer selama 5 hingga 7 bulan, sementara wanita dapat bergabung secara sukarela. Singapura menerapkan wajib militer selama 24 bulan bagi pria warga negara dan penduduk tetap yang telah berusia 18 tahun, dengan pembebasan kondisi medis tertentu. Finlandia memiliki program wajib militer antara 165 hingga 347 hari untuk pria berusia 18 hingga 30 tahun, serta opsi sukarela untuk wanita.
Rusia memerlukan pria berusia 18 hingga 27 tahun menjalani wajib militer selama 12 bulan, dengan pengecualian untuk mahasiswa dan alasan medis. Negara lain yang menerapkan wajib militer adalah Turki, Brasil, Korea Utara, Norwegia, Thailand, Aljazair, Armenia, Estonia, Swedia, dan Israel. Alasan di balik kebijakan ini beragam, namun tetap menjadi bagian penting dari strategi pertahanan dan identitas nasional sejumlah negara di dunia.
