Lembaga konsumen penerbangan AirHelp baru-baru ini merilis daftar bandara terburuk di dunia. Penilaian ini didasarkan pada beberapa kriteria, termasuk ketepatan waktu penerbangan, kepuasan pelanggan, dan fasilitas tambahan seperti toko dan gerai kuliner.
Ternyata, tiga bandara di Indonesia masuk dalam daftar sepuluh terburuk. Berikut adalah 10 bandara terburuk di dunia versi AirHelp.
10. Bandara Internasional Halim Perdanakusuma (HLP)
Skor: 6,63/10
Bandara kecil ini juga menjadi pangkalan udara utama bagi angkatan udara Indonesia. Meskipun dekat dengan ibu kota, Bandara Halim sering dikritik karena waktu tunggu yang panjang dan ruang tunggu penuh sesak. Meskipun nilai makanan dan toko bagus, ketepatan waktu penerbangan masih menjadi kelemahan utama.
9. Bandara Marseille Provence (MRS)
Skor: 6,60/10
Sebagai pintu gerbang ke Côte d’Azur yang glamor, bandara ini kurang memuaskan dalam hal pilihan kuliner dan kebersihan. Kurangnya gerai makanan dan kebersihan membuat MRS masuk dalam daftar terburuk di Eropa.
8. Bandara Sofia (SOF)
Skor: 6,57/10
Meskipun tepat waktu, Bandara Sofia kurang nyaman bagi pengunjung karena pendapat pelanggan yang buruk terhadap makanan dan toko. Dengan pilihan gerai yang terbatas, keberangkatan tepat waktu bukanlah hal yang buruk di bandara ini.
7. Bandara Internasional Toronto Pearson (YYZ)
Skor: 6,56/10
Bandara utama Toronto mulai membaik tetapi masih kurang dalam kinerja tepat waktu. Pengunjung mengeluhkan waktu tunggu yang lama, kekacauan pengambilan bagasi, dan standar layanan pelanggan yang buruk.
6. Bandara Internasional Denpasar (DPS)
Skor: 6,55/10
Bandara populer di Bali ini memiliki pilihan makanan dan toko yang bagus, namun ketepatan waktu penerbangan masih menjadi masalah utama. Waktu tunggu di pos pemeriksaan keamanan dan imigrasi sering membuat pengalaman pelanggan gagal.
Dan masih ada bandara lainnya yang masuk dalam daftar terburuk, seperti Bandara Nikola Tesla Beograd, Bandara Lisbon Humberto Delgado, Bandara London Gatwick, Bandara Internasional Malta, dan Bandara Internasional Syamsudin Noor Banjarmasin.
Meski memiliki kelemahan, bandara-bandara ini tetap menjadi tempat yang penting untuk menjaga konektivitas udara di seluruh dunia.